#ClozetteIDReview,

#Lingbeauty : KA'FEN Menyehatkan Rambut Rusak dan Kering

Wednesday, November 30, 2016 Lindaleenk 5 Comments


Tiga bulan kebelakang ini saya sedang senang-senangnya mengeksplore warna rambut, alhasil rambut jadi super kering. Apalagi ketika sudah terkena krim bleaching, makin keringlah ini rambut. *nangis*

Awalnya rambut saya ini sudah cukup kering akibat dari seringnya terkena obat smoothing, catokan, AC sekarang ditambah dengan krim bleaching. Berganti gaya dan model rambut sebenarnya menyenangkan, namun memang kalau tidak diimbangi dengan perawatan yang baik  ya jadi rusak. 😐


Dua minggu yang lalu saya dapat kiriman dari KA'FEN berupa Restore Shampoo yang katanya cukup famous di Taiwan dan reviewnya juga bagus. Saya belum langsung bisa mencoba karena saat itu rambut baru saja selesai diwarnai, semacam harus menunggu beberapa waktu agar cat rambut "mateng" dulu. Seminggu ini akhirnya saya bisa benar-benar mencoba Restore Shampoo dari KA'FEN ini.

Pada kemasan tertulis kalau KA'FEN ini diproduksi di Hongkong, shampoo yang cukup jadi best seller di Taiwan ini katanya bisa melembutkan rambut dari luar dan menutrisi dari dalam. Kemasan yang saya dapat berukuran 250ml, botolnya berwarna kuning dan cukup menarik perhatian bila ditaruh di kamar mandi. Tutupnya berbentuk pump sehingga memudahkan ketika akan dipakai, satu kali tekan sepertinya sudah cukup untuk mencuci rambut pendek saya ini. Yang saya cukup bingung, sebenarnya dibagian belakang botol sudah ada keterangan tentang si shampoo dalam bahasa Inggris, namun entah kenapa dilapis lagi dengan sticker bertuliskan mandarin. 😅

Kesan pertama ketika mencoba adalah wanginya enak! Tekstur shampoonya cukup kental, lebih terlihat seperti lotion yang cukup moist menurut saya.


Dikemasan tertulis bahwa KA'FEN Shampoo ini ditujukan untuk yang rambutnya cukup kering dan rusak. Bahkan bisa digunakan untuk yang rambutnya sering diwarnai, cocok sekali dengan kondisi rambut saat ini.

Secara keseluruhan saya suka dengan KA'FEN Restore Shampoo ini. Setelah keramas dengan KA'FEN rambut jadi cukup halus, namun efek moist tersebut entah mengapa tidak bertahan lama. Mungkin untuk yang memiliki rambut sangat kering seperti saya wajib dikombinasi dengan restore treatmentnya. Pengalaman menggunakan KA'FEN Restore Shampoo ini buat saya scorenya 7/10.

Untuk kamu yang memiliki masalah rambut rusak dan kering, bisa mencoba KA'FEN Shampoo ini, sudah dijual kok di sini. Harganya terlihat agak pricey, namun karena ini shampoo untuk treatment sudah pasti isinya berbeda dari shampoo biasa yang dilihat di supermarket. 😊


Yak habis ini saya juga harus puasa mewarnai rambut. *mengucapkan mantra sehat ke rambut*


---
Shampoo And Treatment KA'FEN
Web | Instagram |


5 komentar:

#Lingbeauty,

Ganti warna rambut di Gorjes Salon

Saturday, November 26, 2016 Lindaleenk 8 Comments


Setelah memberanikan diri untuk sedikit mengubah warna rambut dengan bantuan salon, saya yang masih cukup penasaran ingin memiliki warna rambut "purple and ash pink" ini akhirnya memutuskan untuk mencoba "hair colouring" (lagi) di salon lain.


Kebetulan awal November 2016 yang lalu ada launching salon yang membuka cabang terbaru di daerah Wolter Monginsidi, namanya GORJES Salon. Sebelumnya sudah ada tujuh cabang lain yang tersebar di area Jakarta, diantaranya adalah Pasific Plaza, Bintaro Entertainment Center, Taman Galaxy, One Bell Park Fatmawati, South Quarter Building dan Bona Indah.
Dua minggu yang lalu, saya mendatangi Gorjes Salon yang beralamatkan di Wolter Monginsidi 61C tersebut untuk melakukan treatment. Begitu membuka pintu saya mendapati ruangan penuh dengan sofa cantik yang tertata dengan apik. 

"Salonnya di lantai dua, Mbak", ujar Pak Satpam.
lounge yang cantik
Sambil menunggu kak Umen datang, akhirnya saya memutuskan untuk menunggu di lounge cantik tersebut. Siang itu Jakarta cukup panas, dan Umen akhirnya sampai juga di salon. Kamipun naik ke lantai dua dimana resepsionis salon berada. Oh iya, satu hari sebelumnya saya sudah bikin janji sih dengan Gorjes Salon. Jadi salon ini bukanya dari jam 06.00 namun untuk hair colouring baru bisa dilayani di atas jam 11 siang. Service treatment yang disediakan cukup beragam mulai dari haircut, hair colouring, creambath, hair spa, smoothing, manicure pedicurefoot and body massage, dan lainnya.
Ruangan buat pijat-pijat
Ada dua treatment yang ingin dilakukan, namun ternyata hair treatment dan hair colouring tidak bisa dilakukan bersamaan. Sayapun memilih untuk melakukan hair colouring dulu, baru nanti membuat janji lagi untuk hair treatment by Keanue

Sewaktu saya datang ruangan lantai dua sudah cukup ramai dengan pelanggan Gorjes Salon, untungnya salon ini cukup besar. Ada 5 lantai yang dilengkapi dengan lift untuk kenyamanan pelanggannya. Selain lounge yang berada di lantai 1, ada ruangan khusus untuk wanita di lantai 3, untuk pelanggan yang merokok akan dilayani di lantai 4. 
Contoh warna rambut yang diinginkan
Foto dulu before-nya :))
Untuk proses pewarnaan rambut kali ini saya akan melakukan full bleaching karena warna yang diinginkan cukup bright. Produk shampoo dan hair coloring yang dipakai di Gorjes Salon adalah brand KEUNE, produk organic yang aman untuk kesehatan rambut.  Jadi urutannya mulai dari memilih warna, sambil menunjukkan foto warna rambut yang dimau.  Aplikasi obat bleaching, keramas, aplikasi obat pewarna, keramas dan kemudian blow rambut.
aplikasi bleaching
Jadi orange habis di-bleaching :))


Sekitar 3 jam saya habiskan di salon untuk hair coloring, sedangkan Umen menghabiskan sekitar setengah jam untuk foot massage. Sempat saya beberapa kali mengambil foto Umen yang sedang dipijat secara diam-diam, kok dia mukanya ga ada kesakitan atau kegelian ya. 😅
Umen yang keenakan dipijat

Lalu bagaimana hasil akhirnya?
Umen cukup keenakan dipijat, dan saya cukup bahagia dengan rambut baru yang berwarna burgundy. 😐

Lhoh kok jadi burgundy? Sepertinya warna yang saya mau tidak ada di brand KEUNE, dan kondisi rambut yang beberapa bulan lalu sempat terkena obat bleach menjadi terlalu kering. Sehingga ketika sekarang dibleach lagi ya jadi super kering rambutnya. 😐


Ah memang harus ditreatment dulu si rambut supaya bisa dapat warna "purple and ash pink" yang diinginkan. 

Ketika membayar, saya baru tau kalau ternyata ada membership di Gorjes Salon dan sewaktu Grand Opening kemarin sempat ada kartu edisi limited yang bonusnya mulai dari tambahan value hingga free drinks serta hadiah menarik lainnya. 

Warna rambut akhir
Menurut kamu, warna rambut baru ini cocok ga buat saya?



-----
Gorjes Hair and Lounge Woltermonginsidi 
Jl. Woltermongisidi No. 61 C 
Jakarta Selatan 
Phone : 7234457 / 7234458 Open: 6 AM – 8 PM

Cabang lainnya ada di:








8 komentar:

#LingTrip,

#Lingtrip Serunya Singapore ke Genting Highland bersama Adventouride

Friday, November 11, 2016 Lindaleenk 17 Comments

Lindaleenk Singapore Genting Adventouride

Saya selalu tertarik dengan hal baru, tapi terkadang suka tidak punya keberanian untuk mencobanya. Satu tahun ini saya berusaha memupuk percaya diri dengan mulai lebih sering bertemu dan menyapa orang baru, sampai membuat channel youtube. *kemudian merasa owsom*

Lalu dimulailah petualangan itu, diawali dengan masuk youtube-nya tiketcom,  jadi anak kantoran lagi dengan ritme kerja yang jauh berbeda dari yang sebelumnya dan yang terakhir ajakan untuk touring dengan motor besar bersama Adventouride. Adventouride ini adalah sebuah touring operator, semacam penyedia jasa operator jalan-jalan dengan menggunakan motor. Pilihan motornya beragam, dari motor besar hingga motor kecil tergantung trip yang diinginkan. Nah dua minggu yang lalu saya ikut rombongan yang touring dengan menggunakan motor besarnya Harley Davidson gitu. 
Lindaleenk Singapore Genting Adventouride
foto dulu pakai jaket pinjeman :))
Rute touring-nya adalah Singapore ke Genting Highland, dan saya harus sudah di Singapore dari malam sebelumnya. Petualangan combo yang saya alami hari itu, mulai dari pertama kali ke luar negeri sendiri dan akan naik motor dengan durasi waktu cukup lama. Very excited but also super nervous! :))
Lindaleenk Singapore Genting Adventouride
Malam sebelumnya menginap di sini
Pagi itu langit Singapore cerah banget! Setelah check out dari hostel, sayapun berjalan ke arah jalan raya untuk mencari taksi dan langsung meluncur ke Harley Davidson Singapore. Sampai di lokasi saya sukses kepagian gara-gara masih pakai cara Jakarta, berangkat satu jam sebelum karena takut macet. :|
Lindaleenk Singapore Genting Adventouride
Gedung jadi satu sama Hyundai

Akhirnya saya menghabiskan waktu menunggu dengan mencari melihat-lihat ada apa saja disekitaran Harley Davidson Singapore yang berada di Alexandra Street ini. Setengah jam selanjutnya rombongan touring sudah berdatangan, yak mulai degdegan!

Lindaleenk Singapore Genting Adventouride
Foto dulu sebelum berangkat 
Saya sibuk mengambil foto sambil mendengarkan briefing dari pihak Adventouride ke peserta touring, lumayan norak tapi yasudahlahya. Selesai foto rombongan yang akan berangkat, akhirnya perjalanan dimulai. Eh iya saya ga nyetir kok, tapi diboncengin biar bisa foto-foto gitu. (kemudian foto diri sendirinya dikit)  :((
Lindaleenk Singapore Genting Adventouride

Perhentian pertama setelah meninggalkan Harley Davidson Singapore adalah imigrasi, akhirnya merasakan imigrasi jalur darat dan naik motor. Bentuknya mirip jalur drive thru, tapi tetap harus lepas helm di depan mas/mbak imigrasinya. 
Lindaleenk Singapore Genting Adventouride
isi bahan bakar dulu 
Selepas dari imigrasi ada beberapa kali berhenti untuk mengisi bahan bakar dan makan siang, kalau ga salah ada dua kali berhenti di rest area. Ada juga berhenti yang bukan di rest area, itupun karena cuaca yang labil bikin kami yang  naik motor bingung harus pakai jas hujan atau tidak. -_-
Lindaleenk Singapore Genting Adventouride

Namanya touring, perjalanannya jadi saling beriringan gitu. Eh tapi bukan yang bareng-bareng sampai menuhin jalan ya, tetep teratur kok. Kecepatan motor biasanya saling menyesuaikan supaya tidak ada yang ketinggalan (meski sempat dibawa ngebut sampai kecepatan di atas 120km/jam), namun yang penting adalah bisa menikmati jalanan dan safety first yak. Kalau ada yang butuh istirahat ya saling kasih kode, cuma kodenya bukan kayak ngodein gebetan juga sih. (oke ini garing ._.)
Lindaleenk Singapore Genting Adventouride

Kami berangkat dari Singapore sekitar pukul 10.00 waktu Singapore, dan sampai di gerbang Genting Highland pukul 18.27. Setelah foto-foto dilanjutkan lagi dengan perjalanan menuju puncaknya. Jalanan menuju puncaknya berbelok-belok, dan kami cukup beruntung karena hari itu kabutnya tidak tebal. Sebagai anak tropis bahagia banget, kami masih bisa berfoto-foto dan tidak kedinginan. HORAY!
Lindaleenk Singapore Genting Adventouride
Langitnya cantik banget!

Lindaleenk Singapore Genting Adventouride
Akhirnya ada foto saya sis! :))
Rombongan kami menginap di Kuala Lumpur, diperjalanan menuju ke hotel mampir dulu ke restoran (tapi saya lupa namanya) kemudian langsung pesan nasi goreng tomyam yang rasanya asin banget. :))
Tidak sampai setengah jam, akhirnya sampai di hotel tempat kami beristirahat malam itu. Sekitar 11 jam di jalan, dan sepertinya kondisi badan saya sedang bagus hari itu. Lelah iya, tapi masih biasa saja lebih ke ngantuk malah. 

Lindaleenk Singapore Genting Adventouride

Keesokan harinya, perjalanan dari hotel dimulai pada pukul 08.00 waktu setempat. Kami mampir menara Petronas untuk berfoto dan kemudian melanjutkan perjalanan menuju Singapore. Mirip dengan perjalanan waktu berangkat, ada beberapa kali kami berhenti untuk isi bahan bakar, makan dan meluruskan kaki. Pukul 14.00 rombongan sampai di Harley Davidson Singapore dengan selamat tanpa kurang, alhamdulillah ya. Keseruan lainnya selama perjalanan bisa dicek di youtube

Jadi kalau kamu suka touring dan ingin merasakan keseruan naik motor antar negara bisa colek-colek Adventouride. Ada beragam pilihan tour yang ditawarkan, mau keliling Singapore saja juga bisa kok, malah ada pilihan bisa naik sepedaan (duh ini pingin banget deh nyobain). 


------
Adventouride
Lindaleenk Singapore Genting Adventouride

17 komentar:

#LingTrip,

#Lingtrip One Night at The Port by Quarters Hostel in Singapore

Saturday, November 05, 2016 Lindaleenk 17 Comments

The Port by Quarters Hostel in Singapore Review
the orange signs
Minggu lalu saya mencoba salah satu hostel yang reviewnya cukup bagus di sini, mumpung lagi single trip ke Singapura. Malam itu pesawat saya delay, sehingga baru jam 22.00 waktu Singapore mendarat. Setelah menempuh perjalanan sekitar 30 menit akhirnya sampai di kawasan Clarke Quay Singapore.


Awalnya saya cukup bingung menentukan hostel yang akan saya jadikan tempat transit satu malam ini. Sampai akhirnya saya memilih Quaters Hostel Singapore. Sayangnya, hostel tersebut penuh, jadinya saya dipindahkan ke The Port by Quarters Hostel ini. 

The Port by Quarters Hostel in Singapore Review
front door
Lokasi
Saya baru tau kalau kawasan ini termasuk kawasan ramai ketika malam hari, banyak cafe dan restoran pinggir jalan yang dipenuhi oleh para wisatawan. Setelah turun dari taksi di sekitaran Raffles Place Station, kemudian berjalan menyusuri cafe, pubs dan bars sampai menemukan papan orange bertuliskan "The Port".

Lobby
Untuk memasuki hostel ada tombol khusus yang harus ditekan, nantinya akan ada staff mereka yang menyambut. Namun karena saya datang sudah cukup malam dan resepsionis hostel sudah tutup, lumayan bingung ketika sampai di sana. Untungnya ada penghuni lain yang mau masuk ketika saya datang, langsung ikut masuk dan naik ke lantai dua. Lobby hostel terletak di lantai dua, sisi sebelah kanan, sedangkan sisi sebelah kirinya adalah lorong kamar no 1-20.  
The Port by Quarters Hostel in Singapore Review

Saya datang sudah cukup malam, dan pintu lobby tertutup serta tidak ada orang melintas. Sepuluh menit pertama saya habiskan dengan berusaha menghubungi no telepon yang tertera di pintu, namun tidak berhasil. Saya sudah menyerah dan memutuskan untuk mencari Mc Donalds 24 jam saja untuk menunggu pagi, sampai akhirnya menemukan tulisan self check-in. Jadi untuk para tamu yang datang di luar waktu jam resepsionis buka, mereka sudah menyiapkan self checkin, lengkap dengan petunjuk nomor bed dan kuncinya. YAY! Ga jadi terlantar di jalan. :))
The Port by Quarters Hostel in Singapore Review
Self check-in at The Port Hostel Singapore
Lega banget begitu menemukan nama saya di kantung-kantung ini, letak petunjuk ini harusnya kelihatan jelas sih. Namun karena saya lagi fokus cari resepsionis jadi ga kelihatan, HAHA. Kalau check in normal, seharusnya setelah masuk lobby akan bertemu dengan resepsionis. Copy paspor dan deposit SG$10 untuk jaminan keycard. Tapi karena saya kasusnya self check in jadi tanpa deposit lagi. 

Kamar
The Port by Quarters Hostel in Singapore Review

Kalau biasanya di hotel ada nomor kamar, di sini yang tersedia adalah nomor bed. The Port ini semacam capsule style hostel, jadi kamu akan sharing satu kamar besar dengan banyak orang. Yang membedakan The Port dengan hostel lainnya adalah ada penutup di setiap bed, jadi ada sedikit privacy untuk penghuninya.  Oh iya sebelum masuk ke kamar ada aturan untuk melepaskan sepatu dan diletakkan di luar kamar, tapi tetap saja ada yang memasukkan sepatunya ke kamar. 
The Port by Quarters Hostel in Singapore Review
the room
Sepertinya hanya ada dua lantai untuk kamar ini, bed nomor 1-20 di lantai dua dan bed nomor 31-40 di lantai tiga. Setiap tempat tidur dilengkapi dengan fold-out table (meja lipat), lampu, gantungan baju, universal plug, bantal dan selimut serta lemari penyimpanan di sisi bawah. Kebetulan nomor bed saya 31, dan itu harus memanjat dulu. Sedangkan lemari penyimpanan saya ada di sisi tempat tidur bagian bawah. Daripada bolak-balik dan membuat bising waktu itu saya memutuskan membawa tas pakaian ke atas tempat tidur. Toh ringan ini, mungkin keputusan saya itu akan berbeda ketika yang dibawa berupa koper yang cukup berat. 
The Port by Quarters Hostel in Singapore Review
the bed
Don't you worry about your stuff in locker. Locker itu terkunci dan membukanya hanya bisa dengan keycard yang kamu pegang.

For me, this is enough. Meskipun agak insecure karena isi kamar bercampur antara pria dan wanita, tapi cukup untuk istirahat. Selesai mengabari keluarga dan pacar, saya terdiam memikirkan letak kamar mandi dan cara untuk berganti pakaian :)) Secara tidak ada brief mengenai letak kamar mandi dan ruang ganti pakaian. 

Beruntung saya orangnya cukup well prepared, tisue basah dan kapas pembersih sungguh menyelamatkan kulit saya malam itu. Setelahnya saya pun bersiap untuk tidur, meski tidak terbiasa tidur dengan lampu dimatikan, namun terpaksa saya matikan.  Dan ketika saya hendak tertidur pulas, tetangga sebelah mengorok dengan indahnya, tetangga bawah mengobrol di telepon dengan nyaringnya serta tetangga depan berpacaran dengan lampu menyala. Jadi seperti ini rasanya tidur di Hostel! :))

The Port memiliki Wifi yang bisa digunakan secara gratis, saya langsung menyalakan lagu dan memasang headset demi bisa beristirahat. 

The Port by Quarters Hostel in Singapore Review

Paginya saya bangun cukup pagi karena harus bersiap-siap untuk acara hari itu. Sekalian saya ingin berkeliling dan melihat-lihat isi Hostel ini. Saya segera turun dari tempat tidur dan memasukkan tas ke locker.
The Port by Quarters Hostel in Singapore Review
the changing room

Lantai tiga berisikan dua ruangan, kamar tempat saya menginap dan lounge. Saya sempat ragu masuk ke ruangan lounge, takut salah. Akhirnya saya fokus melihat isi kamar dulu dan menemukan changing room ini . 
The Port by Quarters Hostel in Singapore Review
the view
Di sisi lain kamar ada meja dengan kaca, sepertinya tempat untuk berias dan juga jendela besar dengan view yang cantik.

The Lounge
The Port by Quarters Hostel in Singapore Review

Akhirnya saya memberanikan diri untuk membuka The Lounge yang ternyata isinya adalah kamar mandi dan tempat mencuci pakaian. Ada empat kamar mandi yang disediakan, sewaktu saya masuk ada tiga yang sedang terisi. Sayangnya ketika saya akan menggunakan kamar mandi ke empat, mimpi buruk itu terjadi. Ada yang meninggalkan oleh-oleh di kamar mandi tersebut. Yaiks.

The Port by Quarters Hostel in Singapore Review
the bathrooms
Kamar mandi di The Port menyediakan sabun, air panas dan tisue toilet namun tanpa shampoo amupun handuk.

The Port by Quarters Hostel in Singapore Review

The Port by Quarters Hostel in Singapore Review

Mesin cuci tersedia dan sepertinya bebas digunakan oleh siapa saja, kurang tahu kalau semisal nantinya ada biaya tambahan. 

Amenities

Salah satu hal terpenting ketika berada di luar negeri itu adalah internet, namun biaya roaming ya ga murah juga. Untungnya The Port menyediakan Wi-Fi gratis yang ga asal gratis, saya bahkan bisa streaming youtube dengan lancar malam itu.
The Port by Quarters Hostel in Singapore Review
the lobby

The Port by Quarters Hostel in Singapore Review
details
Sarapan di The Port mulai dari jam 08.00 sampai dengan 09.30, namun saya skip sarapan di sini karena harus check out dan berpindah lokasi. Tapi mereka ada free cup coffee untuk gelas pertama, serta juice dan milk sambil menunggu sarapan siap. 

The Port by Quarters Hostel in Singapore Review
the stairs

Servis dan Kebersihan
The Port by Quarters Hostel in Singapore Review

Saya ga bisa banyak mereview hal ini karena kunjungan saya cukup singkat di The Port, tapi resepsionisnya cukup ramah dan mau menjawab semua pertanyaan saya sih. :)

Untuk masalah kebersihan, ya saya cukup kesal dengan toilet yang membuat saya tidak bisa mandi. :|
Tapi mau bagaimana lagi, namanya juga tinggal bersama dengan orang dari berbagai penjuru negara. :)

Overall pendapat saya tentang The Port ini:

What I love : The location ; the view; the staff; the beds; the lobby and they provide water dispenser for free

What I Hate: Bad experience with the toilets; no towels (you need to rent from them) and no hook in the bathroom.
The Port by Quarters Hostel in Singapore Review
around The Port Hostel Singapore

Buat kamu yang ingin merasakan nightlife nya Singapore, mungkin bisa coba menginap di The Port. Lokasinya dikelilingi oleh banyak macam restoran, pubs dan bars ada banyak pilihan untuk menikmati minuman, karaoke atau hanya bersosialisasi dengan masyarakat lokal setempat. Lokasinya tepat di belakang Clarke Quay, tinggal jalan kaki dari MRT dan ATM juga banyak tersedia. 

Buat saya pribadi, dalam memilih tempat menginap kebersihan toilet sangat penting. Dan pengalaman di The Port buat saya scorenya 6/10. 
------
The Port by Quarters Hostel
http://theport.stayquarters.com/
50 Boat Quay | 2nd Floor, Singapore 049839, Singapore (2nd floor of a shop house)
+65 68166960 
email: theport@stayquarters.com

The Port by Quarters Hostel in Singapore Review
Selalu ada vas besar di setiap sisi tangga



17 komentar:

#LinglingkeLombok,

#LingTrip Melihat Perkampungan Suku Sasak di Desa Sade, Lombok

Tuesday, November 01, 2016 Lindaleenk 7 Comments

Lindaleenk-oleh-oleh-Desa-Sade-Lombok

Ini adalah lanjutan dari cerita #LinglingkeLombok
Desa Sade adalah salah satu dusun di desa Rembitan, Pujut, Lombok Tengah. Dusun ini terkenal sebagai salah satu dusun yang masih mempertahankan adat suku Sasak. Desa ini dijadikan desa wisata oleh Dinas Pariwisata setempat karena keunikan Desa Sade itu sendiri dan penghuninya yang merupakan suku Sasak. Jika kamu sedang menuju arah Pantai Kuta Lombok dan Pantai Tanjung Aan, maka akan melewati desa Sade ini. Lokasinya juga cukup dekat dengan Bandara International Lombok, jadi jangan lupa untuk mampir ya!

Lindaleenk-oleh-oleh-Desa-Sade-Lombok

Hari itu saya bersama Dayu dan Feli memulai perjalanan kami di Lombok dengan mengunjungi Sade. Letaknya di samping jalan raya yang sudah beraspal dan mulus, namun penduduk Desa Sade di Rembitan ini masih berpegang teguh menjaga keaslian desa. Bisa dibilang, Desa Sade merupakan cerminan suku asli Sasak Lombok. Namun bukan berarti desa ini terbelakang, listrik dan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakan (PNPM) dari pemerintah sudah masuk kok kesini. Hanya saja Sade masih menyuguhkan suasana perkampungan asli pribumi Lombok, makanya banyak wisatawan yang tertarik untuk datang kesini. 


Begitu melangkahkan kaki ke Desa Sade, rombongan kami disambut dengan ramah. Saya juga berkesempatan menggunakan pakaian adat suku Sasak yang bernama 'Lambung'. Bentuknya adalah baju hitam tanpa lengan dengan kerah membentuk huruf 'V' dengan sedikit hiasan di tepian baju. Pakaian ini menggunakan bahan kain pelung, bawahannya menggunakan kain panjang semata kaki, dan dipadu dengan sabuk anteng (ikat pinggang) yang dililitkan di pinggang.
Lindaleenk-oleh-oleh-Desa-Sade-Lombok


Pakaian adat 'Lambung' biasanya digunakan oleh gadis-gadis Sasak, khusus untuk menyambut tamu dan pembawa woh-wohan dalam upacara mendakin atau nyongkol.
Lindaleenk-oleh-oleh-Desa-Sade-Lombok


Selesai dengan pakaian, kamipun disuguhi tarian khas Lombok yaitu Tari Gendang Beleq. Dinamakan demikian karena menggunakan gendang yang sangat besar. Dahulu kala tarian ini dipertunjukkan untuk mengiringi atau menyambut tentara yang pergi atau pulang dari medan perang. Ukuran si gendang bisa mencapai diameter 50cm dan panjangnya 1,5meter. Ujung kanan dan kirinya dipasang pengait untuk memasang tali yang digunakan sebagai penggantung gendang di leher.
Lindaleenk-oleh-oleh-Desa-Sade-Lombok

Selanjutnya ada Tari Paresean, yang merupakan petarungan antara dua lelaki suku Sasak. Bersenjatakan tongkat rotan (penjalin) dan berperisai kulit kerbau yang tebal dan keras (ende). Konon tarian ini dilakukan oleh para pria suku Sasak untuk melatih kejantanan, terkadang juga untuk meminta hujan, tergantung niatnya. Biasanya tarian ini baru akan berhenti ketika salah satu dari kedua petarung tersebut berdarah atau menyatakan kalah. Tari Paresean diiringi dengan musik gamelan khas dari Lombok, suaranya semacam menghipnotis. Penonton dibuat larut dalam suasana pertarungan. Agak ngeri sih berdiri di sekitar mereka yang sedang bertarung ini, takut jadi korban salah kena sabet. :))
Lindaleenk-oleh-oleh-Desa-Sade-Lombok

Apa saja yang menarik di sini? Adanya bangunan rumah yang terkesan tradisional yang sering disebut dengan nama 'bale'. Atapnya masih terbuat dari ijuk, kuda-kua atapnya  memakai bambu tanpa paku, tembok yang terbuat dari anyaman bambu dan langsung beralaskan tanah. Pemandu kami hari itu berkata ada beragam bale di desa Sade, yaitu Bale Tani, Jajar Sekenam, Bonter, Beleq, Berugag, Tajuk dan Bencingah. Bale-bale tersebut konon dibedakan berdasarkan fungsinya. 
Lindaleenk-oleh-oleh-Desa-Sade-Lombok

Bale Tani adalah bangunan yang digunakan sebagai tempat tinggal, lantainya terbuat dari campuran tanah, getah pohon dan abu jerami yang kemudian diolesi dengan kotoran kerbau. Ruangannya terbagi dua, yaitu Bale Dalam dan Bale Luar. Ruangan Bale Dalam biasanya digunakan oleh anggota keluarga wanita, yang fungsinya merangkap sebagai dapur. Sedangkan Bale Luar diperuntukkan untuk anggota keluarga lainnya, yang juga difungsikan sebagai ruang tamu. Antara Bale Dalam dan Bale Luar dipisahkan oleh pintu geser dan anak tangga, tempat kami berfoto ini.

Di dalam ruang Bale Dalam, terdapat tungku yang menyatu dengan lantai dan terbuat dari tanah liat yang digunakan untuk memasak, tidak ada jendela. Hanya memiliki satu buah pintu yang digunakan sebagai jalan keluar masuk yang letaknya di bagian depan Bale. Untuk memasuki ke dalam rumah ada tiga anak tangga yang harus ditapak, jumlah anak tangga ini memiliki arti sendiri lhoh. Menurut bapak pemandu, tiga anak tangga tersebut adalah kepercayaan suku Sasak yaitu  hidup manusia termaknai dalam tiga tahapan yaitu lahir, berkembang dan mati.

Oh iya, seperti yang saya ceritakan sebelumnya warga desa memiliki kebiasaan mengepel lantai dengan menggunakan kotoran kerbau. Konon katanya cara ini cukup ampuh untuk membuat rumah lebih hangat dan dijauhi nyamuk, tapi ketika kami masuk ke dalam rumah dan duduk-duduk di tangga tersebut ga ada lhoh bau kotoran yang tercium. Kok bisa ya? :/
Lindaleenk-oleh-oleh-Desa-Sade-Lombok

Berkeliling desa Sade, untaian kain berjajar rapi dan aneka souvenir khas Lombok ditawarkan hampir di setia sisi desa ini. Ada beragam aksesoris setempat seperti kalung, gelang ataupun kotak aksesoris yang bisa digunakan sebagai oleh-oleh dari Lombok. Beberapa motif yang menghiasi aksesoris tersebut adalah cicak, karena dianggap sebagai simbol keberuntungan masyarakat setempat.
Lindaleenk-oleh-oleh-Desa-Sade-Lombok


Desa Sade memiliki luas sekitar 6 ha, dan ditinggali oleh sekitar 152 kepala keluarga. Hanya ada 152 rumah di sana, dan menurut peraturan desa warga tidak diijinkan untuk membangun pemukiman baru lagi. Sebagian besar warga Sade hidup dari bertani dan menjadi pengrajin kain tenun ikat khas Lombok serta cinderamata. Tidak hanya kain tenun ikat yang dikerjakan secara tradisional, benang yang digunakan untuk menenun juga masih ada yang dipersiapkan sendiri dengan cara dipintal. 

Lindaleenk-oleh-oleh-Desa-Sade-Lombok
Sebenarnya saya sudah merekam perjalanan ini, namun saat ini video tersebut belum bisa dipublish. HAHA (belum diedit padahal). Tapi kamu tetap bisa menonton cerita kami di Desa Sade di video di bawah ini. :D


7 komentar: